Sebagai tukang jalan-jalan, sialnya saya nggak bisa “pelor” (nempel langsung molor) alias nggak gampang bisa tidur. Saya baru bisa tidur beneran kalau posisi badan horizontal, suasana gelap, dan sunyi. Alangkah capeknya kalau pas terbang long haul, kan? Belum transit, belum kena jet lag, apalagi kalau begitu nyampe harus langsung beraktivitas. Hadeuh!
Penerbangan long haul di sini hitungannya di atas 6 jam. Contohnya, ke Jepang sekitar 7 jam, ke Eropa belasan jam, ke Amerika 20-an jam. Paling enak memang terbang di business class – ditanggung malah nggak mau bangun saking enaknya! Tapi saya kan bukan anggota DPR, eh bukan orang tajir.
Eniwei, saya kasih tau nih caranya supaya bisa tidur di kelas kambing ekonomi pada penerbangan long haul dengan asumsi naik pesawat full board (bukan budget);
- Bayar lebih untuk kursi kelas Premium Economy. Kelas ini berada di antara economy class dan business class. Tetap duduk di deretan kursi ekonomi, tapi ruang kaki lebih lega dan kursi lebih gede dikit dengan sandaran yang bisa lebih ngejeblak. Kalau Anda sebal dengan anak kecil cengeng di pesawat, duduk di kelas ini adalah investasi karena sebagian maskapai bikin zona sunyi di mana yang boleh duduk di situ hanya yang berusia 12 tahun ke atas. Nikmat, bukan?
- Pilih jam keberangkatan pas jam tidur. Enaknya sih di atas jam 10 malam.
- Sangat penting untuk online check-in! Rata-rata maskapai baru memperbolehkan check-in online 24-48 jam sebelum jam keberangkatan. Selain supaya mempercepat proses check-in di konter, yang lebih penting lagi adalah bisa pilih kursi.
- Posisi menentukan prestasi! Lebih enak tidur kalau duduk di jendela karena kepala bisa nyender ke samping dan tidak diganggu orang sebelah. Tapi kalau Anda beseran (sering pipis), pilih lah duduk di aisle (gang) jadi nggak gangguin orang di sebelah karena sering permisi. Kalau Anda kakinya panjang, pilih duduk di emergency exit. Pokoknya duduk di mana pun asal jangan duduk di tengah deh karena bakal digencet kanan kiri dan harus selalu permisi ke sebelah.
- Capek-capekin badan dulu sebelum terbang. Saya biasanya sih nge-gym dulu, atau berenang bolak-balik yang banyak. Olah raga berat itu bikin enak tidur setelahnya, minimal gampang ketiduran.
- Jangan lupa makan di pesawat karena lapar itu bikin nggak bisa tidur! Di sebagian maskapai bisa memesan makanan khusus saat membeli tiket, seperti makanan vegetarian, kosher, gluten free, diabetic. Keuntungannya, makanan akan diberikan duluan, jadi bisa tidur duluan! Tapi kalau Anda memang nggak mau makan, tempel lah sticker “do not disturb” jadi nggak bakal dibangunin pas makanan datang.
- Pakai lah baju senyaman mungkin. Malah saya kalau terbang jauh bajunya udah hampir kayak piyama: kaos kedodoran dan celana legging/celana training dengan bahan katun. Beha pun pake yang tidak berkawat. Gimana gayanya sih terserah Anda, yang penting tidak mengganggu tidur – misalnya pake rok mini atau baju yang terlalu ketat sampai duduk aja susah.
- Musuh saya di pesawat adalah AC yang super dingin. Meski disediakan selimut, saya tetap pake jaket, malah yang ada hoodie-nya. Kadang ditambah dengan selendang pashmina untuk diubet-ubet ke leher dan kepala. Saya juga pasti pake kaos kaki karena tidak semua maskapai memberikan amenities.
- Pas kita menunggu boarding, hitung lah jumlah penumpang dan bandingkan dengan kapasitas kursi pesawat. Kalau sedikit, usahakan duluan masuk. Tek barisan tengah. Duduk di situ dulu. Supaya apa? Supaya bisa tidur selonjoran dengan ngembat 3-4 kursi yang sejajar! Begitu ada penumpangnya, segera pindah ke barisan lain. Biasanya sih di barisan belakang lebih banyak kesempatan kosongnya. Kalau keliatannya barisan tengah sudah ditempati semua, carilah di pinggir. Tidur di 2 kursi sejajar masih jauh lebih baik daripada 1 kursi.
- Sebelum pesawat take-off, jangan lupa berdoa. Karena kekhawatiran itu bikin nggak bisa tidur! Ada baiknya minta ampun sekalian, siapa tahu pas lagi enak tidur pesawatnya jatuh jadi nggak sempat ngapa-ngapain!
- Minum obat tidur. Andalan saya sih Antimo aja. Logikanya, obat ini membuat kita jadi ngantuk. Karena tidur selama perjalanan pasti tidak jadi mabuk kan? Ada sih jenis obat lain khusus bikin tidur, tapi saya udah nyoba nggak ada yang mempan. Si Yasmin malah biasanya minum obat batuk.
- Kalau boleh, minum alkohol. Biasanya sih minum wine yang paling bikin ngantuk. Atau ada yang kebiasaannya minum susu dulu sebelum bobo, ya minta aja sama pramugarinya. Yang jelas jangan minum kopi karena kafeinnya bikin mata malah melek, kecuali yang udah biasa.
- Bawa bantal leher. Udah jelas kan untuk apa?
- Jeblakin senderan kursi paling pol. Pada bagian kepala biasanya ada semacam bantalan. Tekuklah di ujung kanan kirinya untuk senderan kepala.
- Pake penutup mata (eye mask), apalagi bagi yang tidurnya harus pitch dark.
- Pake sumpelan kuping (earplug) supaya tidak terganggu suara. Tapi kalau biasa tidur sambil denger musik ya pake headset dan pasang lagu yang bikin tidur.
- Pake minyak aromatherapy, biasanya yang lavender, bergamot, chamomile. Saya sih nggak pernah pake ginian, tapi beberapa teman saya bersumpah ini berhasil membantu.
- Pake seat belt terus dan ikatkan di atas selimut, biar nggak dibangunin kalau ada turbulence.
- Singkirin majalah dari kantong kursi depan, supaya nambah ruang untuk dengkul.
- Kalau semuanya belum mempan juga, ya cari kegiatan yang lama-lama bikin ngantuk, misalnya nonton film sampe bego, baca buku tebal, atau kerja di laptop.
Selamat bobo!
Yang punya tambahan cara lain, silakan ditulis di comment ya?